Tuesday, February 12, 2013

Life Traveler : Selamat Memulai Perjalanan

" Selamat Memulai Perjalanan" itulah yang ditulis Kak Windy Ariestanty di buku Life Travelerku. Buku yang kudapatkan secara cuma-cuma karena menanyakan sebuah pertanyaan di sebuah Talk Show di Surabaya. Awalnya saya tidak begitu mengacuhkan kata-kata ini. Menurut saya, itu kata-kata umum yang bisa penulis buat karena buku ini berisi tentang travelling.
Sejujurnya, saya bukanlah seseorang yang terlalu menyukai sebuah buku yang bercerita tentang traveling. Alasannya simple saja, karena kebanyakan lebih berisi tentang guide tempat-tempat yang bagus di sebuah negara atau wilayah. Hanya sisi promosilah yang lebih ditonjolkan. Ahh~ dan mungkin karena saya menyukai kisah-kisah romantis sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta, jadi buku travelogue membuat saya bosan. Agaknya pemikiran saya mengenai ini sudah ketinggalan zaman, karena banyak buku travelogue zaman kini yang memiliki cerita yang asik dan tidak kalah seru dengan kisah percintaan.
Buku yang saya dapatkan secara cuma-cuma ini ternyata tidak berharga "murah" bagi saya. Saya adalah tipe pembaca novel cepat, di saat saya menyelami cerita di dalamnya, maka sulit sekali bagi saya untuk menghentikannya sebelum cerita itu tamat agar saya tidak kehilangan rasa dan imajinasi yang telah saya bangun. Namun, buku ini membuat saya untuk memberikan pengecualian. "Life Traveller" membuat saya memberikan jeda sejenak untuk menikmati apa yang Kak Windy beberkan di dalam ceritanya, membuat saya merenung sebelum melanjutkan membaca di bab berikutnya. Dan menghentikan membaca selama beberapa waktu, tetap tidak membuat saya kehilangan rasa yang telah saya bangun sebelumnya. Saya benar-benar mengalami sebuah perjalanan yang sesungguhnya.
"Life Traveler" selalu menyuguhkan kisah yang tidak dapat saya duga di setiap babnya, memberikan pandangan dan pendapat dari sisi yang berbeda akan sebuah tempat. Membuat saya tidak bosan untuk melanjutkan ke bab selanjutnya
Foto-foto yang berwarna mungkin menjadi nilai plus yang membuat kita lebih bisa mendalami perjalanan yang dialami Kak Windy. Foto mungkin bukanlah suatu yang langka di sebuah travelogue, tetapi kebanyakan hanya sekedar berwarna atau berasal foto jepretan fotografer ternama yang sudah banyak beredar di internet. Namun, foto-foto jepretan tangan sang penulis membuat kita menjadi lebih memahami isi cerita dan memudahkan kita untuk membayangkan hal yang sedang diceritakan.
Buku ini mengnspirasi saya untuk mau melangkah lebih jauh. Untuk mau melangkahkan kaki saya lebih sering ke tempat-tempat yang mungkin tidak diperhitungkan oleh orang lain. Untuk mau memandang segala sesuatunya dari sisi yang menyenangkan. Menggerakkan saya untuk melihat kehidupan dan dunia ini dari mata bahagia saya bukannya mata kesedihan. Dan yang menyenangkan adalah, buku ini mengungkapkan hal itu tanpa ada kesan menggurui.

Saya benar-benar mengalami sebuah perjalanan dan saya merasa harus berterima kasih kepada Kak Windy Ariestanty karena memberikan saya kesempatan untuk merasakannya :)



Me with Kak Windy Ariestanty and Kak Valiant Budi on a Talk Show in Surabaya

I Call It " Miracle of a Friendship"

Hey,
I found it somehow on my mother's office, so I grabbed this paper :)




Kita adalah dua orang yang berbeda, justru cenderung bertolak belakang.
Dia memiliki kulit kuning langsat, sedangkan aku berkulit sawo matang. Suku kita juga berbeda.
But not just that, kita juga memiliki kepribadian yang bertolak belakang.
Aku cenderung orang yang suka memaknai dan berpikiran rumit, sedangkan dia justru membenci dan cenderung mengindari pembicaraan yang berat. Cara berpakaian dan style kita juga bertolak belakang.
That differences tak jarang membuat kita bertengkar dan kebanyakan adalah aku yang memulai pertengkaran itu. Our fate is also different. Kita sering memiliki impian yang sama, sayangnya kita tidak diizinkan untuk meraihnya bersama. Ada yang bisa melanjutkannya, sedangkan yang lain harus diam di tempat, melepaskannya, dan mencari impian yang baru.
Segala perbedaa ini memang membuat kita sering menemui waktu-waktu sulit, tapi entah mengapa we can through it. Aku tidak mengerti dan tidak mampu menjelaskannya dengan logika kenapa kita bisa terus bersama. Maybe I can that is miracle of a friendship.
 
비 빈 2094 Blogger Template by Ipietoon Blogger Template